BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Pada dasarnya perusahaan didirikan
untuk mencapai berbagai tujuan salah satunya adalah menjaga kelangsungan hidup
perusahaan dan untuk mendapat laba. Semakin pesatnya perkembangan ekonomi
sejalan dengan perkembangan dunia usaha, maka dalam suatu perusahaan terdapat
beberapa faktor yang menuntut pihak manajemen untuk bekerja lebih efisien agar
mampu bersaing dan mempertahankan perusahaan yaitu faktor internal dan
eksternal. Dalam menjalankan kegiatan operasi suatu perusahaan semakin luas
pimpinan tidaklah terlepas dari berbagai masalah, baik dibidang manajemen,
produksi, penjualan, pengelolahan kas, dan juga sistem informasi yang
dibutuhkan. Tanpa sistem informasi suatu organisasi perusahaan tidak dapat
merencanakan dan mengawasi aktivitas yang kompleks.
Aktivitas utama perusahaan yang
merupakan sumber penghasilan utama untuk pembiayaan aktivitas operasi
perusahaan adalah penjualan. Oleh karena itu, pengelolaan penjualan harus
dilakukan dengan semaksimal mungkin, mengingat pentingnya hasil penjualan
beserta hasil yang diperoleh bagi kelangsungan hidup perusahaan. Aktivitas
perusahaan yang baik perlu adanya sistem informasi akuntansi penjualan yang
baik. Bila perusahaan menginginkan dan mempertahankan berkompetisi, perusahaan
perlu memiliki sistem informasi yang baik. Menurut Rommey (2003:2), Sistem
adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
Menurut Mulyadi (2001), Sistem pada dasarnya merupakam sekelompok unsur yang
erat dan berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa
sistem merupakan sekelompok unsur atau gabungan atau kerjasama dari
masing-masing fungsi di dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan
sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Sangat
diperlukan prosedur dan sistem yang memadai sehingga menjamin kelancaran
informasi yang diperlukan dan menjaga kemungkinan yang dapat merugikan
perusahaan. Menurut Bodnar dan Hopwood (2004), Informasi adalah sebagai suatu
data yang diorganisasikan yang dapat mendukung ketepatan pengambilan keputusan.
Sedangkan menurut Bodnar (dalam Hery Harjono Mulyo,Meilinda,2005), Informasi
adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk
mengambil keputusan yang tepat.
Agar
penjualan dalam perusahaan dapat terproses dan terinformasi dengan jelas dari
semua fungsi maka perusahaan memerlukan sistem informasi untuk pendukungnya
serta dapat memberikan informasi dengan akurat selain itu juga catatan dan
laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh manajemen agar memudahkan pengelolaan perusahaan. Menurut
Hall (2001), Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana
data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para
pemakai. Kemudian menurut Krismiaji (2002), Sistem Informasi Akuntansi adalah
sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi
yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoprasikan bisnis.
Sedangkan menurut George( dalam Albertus Karjono,2012), Sistem Informasi
Akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang
diatur untuk mengubah data menjadi informasi.
Dalam
suatu perusahaan sistem tersebut melibatkan fungsi-fungsi yang ada pada sistem
penjualan seperti, fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi gudang, fungsi
pengiriman dan fungsi akuntansi. Fungsi-fungsi tersebut ditunjukkan dengan
adanya formulir-formulir yang dibuat untuk setiap fungsi, seperti faktur
penerimaan kas pada fungsi kas, faktur penjualan pada fungsi penjualan, surat
barang keluar pada fungsi gudang, dan faktur-faktur lain untuk melakukan
kesalahan dan produk yang dihasilkannya, sebagai patokannya yaitu semakin
tinggi penjualan maka semakin sehat dan semakin menguntungkan suatu perusahaan
yang berarti peluang untuk memperoleh laba juga semakin besar. Pada sistem
akuntansi penjualan perlu diciptakan suatu hubungan sehingga seluruh penjualan
dan segala pemasukan dari penjualan dapat dicatat secara wajar supaya tidak
kecurangan antara si penerima barang dan si penjual barang. Menurut Rochmawati
(2014), Sistem Informasi akuntansi Penjualan adalah suatu sistem informasi yang
mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk
menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung
pengambilan keputusan mengenai penjualan.
Suatu
perusahaan baik perusahaan dagang maupun industri tidak terlepas dari kegiatan
penjualan, penjualan tersebut dapat dikenal dengan dua sistem yakni, Sistem
penjualan tunai dan sistem penjualan kredit. Menurut Albertus Karjono (2012),
Penjualan Tunai adalah Proses yang dimulai dari pick up order sampai dengan
pengiriman barang dengan metode pembayaran tunai atau cash tanpa memunculkan
adanya piutang atau kredit. Kemudian menurut Wibowo (2002:53), Penjualan Kredit
adalah penjualan barang dagangan dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli
pada saat transaksi yaitu pembayaran akan dilakukan pada waktu yang akan
datang, Dalam prosedur transaksi penjualan memiliki tiga prosedur dalam
perusahaan yakni : prosedur penjualan tunai, prosedur penjualan kredit, dan
prosedur penerima kas. Menurut Aliminsyah (2002:272), Prosedur adalah suatu
atau lebih aturan-aturan atau praktik-praktik yang mengarahkan aktivitas
kesehariaan yang berkenaan dengan catatan keuangan dalam suatu fungsi utama di
dalam perusahaan, yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan seragam terhadap
transaksi-transaksi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dapat menentukan
bagaimana prosedur yang harus diterapkan oleh perusahaan sehingga perusahaan
dapat melakukan persaingan dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat
tercapai. Dimana penjualan juga sangat berguna dalam penyampaian informasi demi
penentuan keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai laba, dengan adanya
sistem akuntansi penjualan yang baik akan memperlancar kegiatan operasional
perusahaan khususnya kegiatan penjualan.
Agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan sukses,
hendaklah diperlukan sebuah pengendalian. Sebaiknya ada pengendalian internal yang memadai untuk perusahaan agar
aktivitas dapat terkoordinasi dan terawasi. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan
seperti penyelewengan, kecurangan, pemborosan, dan pencurian baik dari pihak
dalam maupun pihak luar perusahaan dalam menilai perusahaan serta untuk
mengevaluasi dan mengambil tindakan perbaikan dalam mengantisipasi kelemahan
perusahaan. Menurut M. Fakhri Husein (dalam Albertus Karjono,2012),
Pengendalian Internal diartikan sebagai sistem, struktur, atau proses yang
dijalankan oleh dewan direksi perusahaan, manajemen, dan personel lainnya, yang
dimaksudkan untuk menyediakan jaminan tentang pencapaian tujuan pengendalian
melalui pengelompokan keefektifan dan efisiensi operasi, reliabilitas,
pelaporan keuangan, kesesuaian dengan hukum dan peraturan. Di perusahaan
menciptakan pengendalian internal bertujuan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, serta
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi,2001).
Sistem informasi akuntansi penjualan
sangat bermanfaat bagi perusahaan sebagai sarana menciptakan sistem pengawasan
dalam suatu perusahaan, maka penulis tertaruk mengambil judul “SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT.TOYOTA ASTRA MOTOR”
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana Jaringan Prosedur yang
membentuk Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai dan Kredit di PT.Toyota Astra
Motor ?
2.
Apakah sistem informasi akuntansi
penjualan PT.Toyota Astra Motor sudah baik atau belum berjalan dilihat dari
system pengendalian intern?
1.3 Batasan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
penulis menyesuaikan topik yang relevan yaitu membatasi masalah hanya
menyangkut sistem informasi akuntansi penjualan tunai maupun kredit. Penulis
menganalisis dan mengevaluasi pengendalian internal pada PT.Toyota Astra Motor.
1.4 Tujuan
Penelitian
1.
Menganalisis Jaringan Prosedur yang membentuk Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan Tunai dan Kredit di
PT.Toyota Astra Motor
2. Untuk mengetahui Apakah
sistem informasi akuntansi penjualan PT.Toyota Astra Motor sudah baik atau
belum berjalan dilihat dari sistem pengendalian intern.
1.5 Manfaat
Penelitian
Dengan
dilaksanakannya penelitian ini, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
memperoleh manfaat bagi banyak pihak antara lain :
- Bagi Perusahaan :
Penelitian ini diharapkan dapat membantu
perusahaan menghasilkan informasi secara cepat, tepat dan akurat dalam
mengatasi permasalahan yang terjadi serta mengetahui kelemahan-kelemahan pada
sistem yang berjalan juga meberikan alternatif yang tepat dalam sistem informasi
akuntansi penjualan yang ada di perusahaan.
- Bagi Penulis :
Menambah wawasan dan pengetahuan praktik
penulis dalam menganalisis dan merancang sistem informasi akuntansi perusahaan
- Bagi Akademik :
Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian
diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan
bagi aktivitas akademi
1.6 Metode
Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
- Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah PT.
Toyota Astra Motor (TAM) yang terletak di Jl. Raya Pasar Minggu No.7, Jakarta
Selatan.
- Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun penulisan skripsi ini penulis
menggunakan beberapa metode dalam hal pengumpulan data sebagai sumber utama
antara lain :
- Pengumpulan Data Primer
Yaitu data yang merupakan
sumber-sumber dasar yang merupakan bukti utama dari suatu kejadian. Pengumpulan
data primer terdiri dari :
- Wawancara
Yaitu dengan tanya jawab dengan
karyawan dan pejabat yang berwenang. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan
informasi dan gambaran tentang Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai dan
Kredit pada PT.Toyota Astra Motor.
- Pengumpulan
Data Sekunder
Yaitu catatan
dengan adanya suatu peristiwa ataupun catatan yang jaraknya telah jauh dari
sumber-sumber original.