Tanggung Jawab Akuntan Keuangan dan
Akuntan Manajemen
Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan
suatu bidang keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis.
Bidang ini berpengaruh langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi.
Ada banyak bidang yang dapat di pelajari, tetapi sejumlah besar peluang karir
tersedia di bidang keuangan. Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu
bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah
organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan
putusan dan manajemen sumber daya yang tepat.
Etika Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan
aturan-aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan
keuangan untuk kepentingan eksternal.
Persamaan
Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
|
|
|
|
No.
|
Unsur
Perbedaan
|
Akuntansi
Keuangan
|
Akuntansi
Manajemen
|
1.
|
Dasar
pencatatan
|
Prinsip
Akuntansi yang lazim
|
Tidak
terikat dengan Prinsip Akuntansi yang lazim
|
2.
|
Fokus
Informasi
|
Informasi
masa lalu
|
Informasi
masa lalu dan masa yang akan datang.
|
3.
|
Lingkup
Informasi
|
Secara
keseluruhan
|
Bagian
perusahaan
|
4.
|
Sifat
laporan yang dihasilkan
|
Berupa
ringkasan
|
Lebih
rinci dan unsur taksiran lebih dominan.
|
5.
|
Keterlibatan
dalam perilaku manusia
|
Lebih
mementingkan pengukuran kejadian ekonomi
|
Lebih
bersangkutan dengan pengukuran kinerja manajemen.
|
6.
|
Disiplin
Sumber yang Melandasi
|
Ilmu
Ekonomi
|
Ilmu
Ekonomi dan Ilmu Psikologi Sosial.
|
Competence, Confidentiality,
Integrity and Objectivity of Management Accountant
Kriteria Standar Perilaku Akuntan Manajemen
Competence (Kompetensi)
Auditor
mampu melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan
pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi dan
kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada
pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.
Dalam
riset-riset kompetensi didasari pada pendapat Boyatzis (2008) yang merangkum
pendapat para ahli kompetensi menjadi tiga dimensi, yaitu:
- Kompetensi kognitif (cognitive
competencies);
- Kompetensi kecerdasan emosional
(emotional intelligence competencies); dan
- Kompetensi kecerdasan sosial
(social intelligence competencies)
Confidentiality (Kerahasiaan)
Auditor harus dapat menghormati dan menghargai
kerahasiaan informasi yang diperoleh dari pekerjaan dan hubungan
profesionalnya, diantaranya meliputi menahan diri supaya tidak menyingkap
informasi rahasia, menginformasikan pada bawahan (subordinat) dengan
memperhatikan kerahasiaan informasi, menahan diri dari penggunaan informasi
rahasia yang diperoleh.
Contoh :
Data-data
yang sifatnya pribadi (seperti nama, tempat tanggal lahir, social security
number, agamastatus perkawinan, penyakit yang pernah diderita, nomor kartu
kredit, dsd) merupakan data-data yang ingin diproteksi penggunaan dan
penyebarannya.
Integrity (Kejujuran)
Integritas
yaitu yang memiliki hati nurani yang bersih, mempunyai prinsip moral yang
tangguh, adil serta jujur dan berpegang teguh pada prinsip kebenaran untuk
menjalankan apa yang dikatakan secara bertanggung jawab.
Contoh :
Trojan horse
adalah distribusi paket program TCP Wrapper (yaitu program popular yang dapat
digunakan untuk mengatur dan membatasi akses TCP/IP) yang dimodifikasi oleh
orang yang tidak bertanggung jawab.
Objectivity of Management Accountant (Objektivitas Akuntan Manajemen)
Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian
profesionalnya karenadisebabkan prasangka, konflik kepentingan dan terpengaruh
orang lain, seperti memberitahukan informasi dengan wajar dan objektif dan
mengungkapkan sepenuhnya informasi relevan.
Whistle Blowing
Whistle
Blowing adalah
tindakan yang dilalukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk
membocorkan kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya
kepada pihak lain. Pihak yang dilapori itu bisa saja atasan yang lebih tinggi
atau masyarakat luas. Contoh Whistle Blowing adalah tindakan seorang
karyawan yang melaporkan penyimpangan keuangan perusahaan. Penyimpangan ini
dilaporkan kepada pihak direksi atau komisaris. Contoh lain adalah tindakan
karyawan membocorkan tindakan perusahaan yang membuang susu dalam jumlah besar
demi mempertahankan stabilitas harga susu. Atau kecurangan perusahaan yang
membuang limbah industri ke sungai. Atau pula, manipulasi perusahaan dibagian
produksi yang mengurangi atau menaikan kadar unsur kimia tertentu dari standar
normal dengan maksud untuk mengurangi biaya produksi atau membuat konsumen
ketagihan dan pada akhirnya mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan.
Demikian pula laporan mengenai manipulasi atau neraca perusahaan hanya untuk
bisa go public. Laporan mengenai kecurangan-kecurangan ini bukan
pembocoran rahasia.Whistle
blowing dibagi
menjadi dua yaitu :
Whistle Blowing internal, yaitu kecurangan dilaporkan kepada
pimpinan perusahaan tertinggi, pemimpin yang diberi tahu harus bersikap netral
dan bijak, loyalitas moral bukan tertuju pada orang, lembaga, otoritas,
kedudukan, melainkan pada nilai moral: keadilan, ketulusan, kejujuran, dan
dengan demikian bukan karyawan yang harus selalu loyal dan setia pada pemimpin
melainkan sejauh mana pimpinan atau perusahaan bertindak sesuai moral
Whistle Blowing eksternal, yaitu membocorkan kecurangan
perusahaan kepada pihak luar seperti masyarakat karena kecurangan itu merugikan
masyarakat, motivasi utamanya adalah mencegah kerugian bagi banyak orang,
yang perlu diperhatikan adalah langkah yang tepat sebelum membocorkan
kecurangan terebut ke masyarakat, untuk membangun iklim bisnis yang baik dan
etis memang dibutuhkan perangkat legal yang adil dan baik
Creative Accounting
Creative Accounting adalah semua proses dimana
beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk
di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi
pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Pihak-pihak yang terlibat di
dalam proses creative accounting, seperti manajer, akuntan (sepengetahuan saya
jarang sekali ditemukan kasus yang melibatkan akuntan dalam proses creative
accounting karena profesi ini terikat dengan aturan-aturan profesi), pemerintah,
asosiasi industri, dll.
Creative accounting melibatkan begitu banyak
manipulasi, penipuan, penyajian laporan keuangan yang tidak benar, seperti
permainan pembukuan (memilih penggunaan metode alokasi, mempercepat atan
menunda pengakuan atas suatu transasksi dalam suatu periode ke periode yang
lain).
Fraud Accounting
Didasari arti dari accounting
fraud dipahami bahwa perusahaan yang melakukannya terindikasi secara
sengaja guna menaikkan citra perusahaan. Dalam pengertian bahwa apabila
perusahaan melakukan accounting fraud, biasanya indikator bagi pelaku
pasan bahwa kondisi kesehatan perusahaan dalam keadaan bagus walaupun
sebenarnya tidak. Lanjut bahwa sebelum membahas efek negatif dari accounting
fraud maka akan terlebih dahulu dibahas tentang ciri-ciri lainnya dari accounting
fraud, yakni perusahaan yang melakukan accounting fraud biasanya
melakukan hal ini namun tidak terdeteksi oleh pelaku pasar dan dalam hal ini
biasanya investor serta karyawan dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
biasanya perusahaan yang melakukan accounting fraud tiba-tiba saja
diketahui publik walaupun prakteknya sudah lama dilakukan.
Terkait ulasan sebelumnya akan
memudahkan dalam pemahamn akan berbagai efek negatif apabila perusahaan
melakukan accounting fraud seperti bagaimana investor dirugikan karena
berpersepsi bahwa saham perusahaan yang dibeli adalah bagus walaupun pada
kenyataannya adalah kebalikannya. Dalam hal ini, investor akan terkecoh ketika
melakukan transaksi keuangan dan apabila terjadi accounting fraud sampai
menyebabkan kebangkrutan maka investor akan terkena imbas karena bagaimanapun
pemegang saham merupakan pemilik dari perusahaan tersebut. Dalam arti bahwa
pemegang saham juga turut bertanggung jawab atas kebangkrutan perusahaan
tersebut, dan apabila perusahaan tersebut melakukan accounting fraud dan
terjebak dalam utang maka pemegang saham haruslah menanggung akibatnya.
Fraud Auditing
Menurut
Alison (2006) dalam artikel yang berjudul Fraud Auditing mendefinisikan
kecurangan (Fraud) sebagai bentuk penipuan yang disengaja dilakukan yang
menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan
memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena
adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan
kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap
tindakan tersebut.
Karakteristik kecurangan Dilihat dari pelaku fraud
auditing maka secara garis besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi 2 jenis
:
1. Oleh pihak perusahaan, yaitu manajemen untuk
kepentingan perusahaan (di mana salah saji yang timbul karena kecurangan
pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting,
untuk menghindari hal tersebut ada baiknya karyawan mengikuti auditing workshop
dan fraud workshop) dan pegawai untuk keuntungan individu (salah saji yang
berupa penyalahgunaan aktiva)
2. Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan,
mitra usaha, dan pihak asing yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan
karena dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi pengubahan terhadap catatan
akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian kerja
manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan
lebih dikenal dengan istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan
seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud),
misalnya berupa manipulasi, pemalsuan, atau laporan keuangan. Kesengajaan dalam
salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu
transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan, untuk itu
sebaiknya anda mengikuti auditing workshop dan fraud workshop.
Salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva
kecurangan jenis ini biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud).
Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva
perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum(ada baiknya karyawan mengikuti
seminar fraud dan seminar auditing). Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh
karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya
peluang kelemahan pada pengendalian internal perusahaan serta pembenaran
terhadap tindakan tersebut. Contoh salah saji jenis ini adalah penggelapan
terhadap penerimaan kas, pencurian aktiva perusahaan, mark-up harga dan
transaksi tidak resmi.
Sumber :
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/02/01/accounting-fraud-masih-relevankah-di-abad-21-530474.html