Sabtu, 04 Januari 2014

Kasus Creative Accounting

Creative accounting
Creative accounting adalah usaha yang dilakukan manajemen perusahaan dalam mendongkrak laba perusahaan dengan melakukan modifikasi data keuangan yang ada pada laporan keuangan melalui cara-cara yang kreatif. Cara-cara tersebut dapat berupa manipulasi terhadap data akuntansi atau mencari celah-celah yang ada pada standar akuntansi keuangan yang berlaku.
Akuntansi kreatif, bisa juga disebut akuntansi yang agresif, adalah manipulasi angka-angka finansial, biasanya dalam surat hukum dan standar akuntansi, namun sangat menentang semangat mereka dan tentunya tidak menyediakan “benar dan adil” pandangan perusahaan yang seharusnya rekening untuk.
Tujuan khas akuntansi kreatif akan mengembang angka keuntungan. Beberapa perusahaan juga dapat mengurangi melaporkan laba di tahun-tahun yang baik untuk hasil yang halus. Aktiva dan kewajiban juga dapat dimanipulasi, baik untuk tetap dalam batas-batas seperti perjanjian utang, atau untuk menyembunyikan masalah.
Khas trik akuntansi kreatif meliputi keseimbangan pembiayaan lembar, terlalu optimis pengakuan pendapatan dan penggunaan berlebihan non-berulang item.
Istilah “window dressing” memiliki arti yang sama bila diterapkan ke account, namun istilah yang lebih luas yang dapat diterapkan ke daerah lain. Di Amerika Serikat sering digunakan untuk menggambarkan manipulasi angka-angka kinerja investasi portofolio. Dalam konteks rekening, “window dressing” lebih mungkin dibandingkan “akuntansi kreatif” untuk menyiratkan praktek-praktek ilegal atau penipuan, tapi perlu melakukannya.
Teknik-teknik perubahan akuntansi kreatif dari waktu ke waktu. Seiring dengan perubahan standar akuntansi, teknik yang akan bekerja berubah. Banyak perubahan dalam standar akuntansi dimaksudkan untuk memblokir rekening tertentu cara memanipulasi, yang berarti mereka bermaksud akuntansi kreatif perlu menemukan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Pada saat yang sama, perubahan lainnya, berniat baik, dalam standar akuntansi membuka peluang baru untuk akuntansi kreatif (penggunaan nilai wajar adalah contoh yang baik dari ini).
Banyak (tetapi tidak semua) teknik akuntansi yang kreatif mengubah angka utama ditunjukkan dalam laporan keuangan, tapi membuat diri mereka terlihat di tempat lain, paling sering dalam catatan ke rekening. Pasar telah terkejut oleh berita buruk sebelum tersembunyi dalam catatan, sehingga pendekatan rajin dapat memberikan keuntungan.

Kasus:
Enron adalah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang energy. Enron ini memiliki cakupan
bisnis di antaranya adalah listrik, gas alam, pulp , kertas, komunikasi dll. Enron ini awalnya merupakan rintisan
dari Northern Natural Gas Company yang didirikan tahun 1931 di Omaha, Nebraska.

Runtuhnya Enron merupakan kasus kehancuran terbesar korporasi di AS. Konglomerasi raksasa yang bergerak dalam sektor energi itu mulai masuk ‘perlindungan pailit’ AS sejak Desember 2001. Hal ini tentu sangat mengejutkan, mengingat enron adalah perusahaan ketujuh terbesar di Amerika, perusahaan energi perdagangan terbesar di dunia.

Lebih mengejutkan lagi, keruntuhan ini bukan disebabkan oleh ekonomi dunia yang sedang melemah, melainkan kesalahan fatal dalam sistem akuntan mereka. Selama tujuh tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi utang mereka. Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar. Auditor independen, Andersen (yang dahulu dikenal sebagai Arthur Andersen), dituding ikut berperan dalam "menyusun" pembukuan kreatif Enron. Lebih buruk lagi, kantor hukum yang menjadi penasihat Enron, Vinson & Eikins, juga dituduh ikut ambil bagian dalam korupsi skala dunia ini dengan membantu membuka partnership-partnership kontroversial yang dianggap sebagai biang keladi dari kehancuran Enron.

Jatuhnya bisnis Enron bermula dari dibukanya partnership-partnership yang bertujuan untuk menambah keuntungan pada Enron. Partnership-partnership yang diberi nama "special purspose partnership" memang memiliki karateristik yang istimewa. Namun, Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan Security Exchange Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan perusahaan publik di Amerika. Lebih jauh lagi, Enron bahkan memindahkan utang-utang sebesar 690 juta dolar AS yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnership partnership tersebut. Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi 90 dolar AS pada bulan Februari 2001. Perhitungan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah melebih-lebihkan laba mereka sebanyak 650 juta dolar AS.




Andersen merupakan auditor independen yang ditunjuk untuk memeriksa kesehatan dari pembukuan Enron. Andersen merupakan salah satu dari lima kantor akuntan publik yang paling berpengaruh didunia. Di Amerika selain mengaudit perusahaan-perusahaan besar terkemuka, kantor akuntan publik yang masuk dalam lima besar ini juga memberikan konsultasi yang bertujuan untuk memberi nilai tambah terhadap perusahaan tersebut.
Tidak jarang, kantor akuntan public yang masuk dalam lima besar ini menerima uang lebih banyak dari jasa konsultasi daripada jasa audit, seperti kasus Enron di mana Andersen menerima 27 juta dolar AS dari konsultasi dan 25 juta dolar AS dari audit. 
Akibatnya, timbul kesangsian akan kejujuran dan kejernihan dari laporan audit mereka terhadap pumbukuan Enron.

Yang lebih mengejutkan dunia akuntan adalah peristiwa penghancuran dokumen yang dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari Andersen untuk Enron. Panik karena menerima undangan untuk diminta kesaksiannya di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika (Congress), Duncan memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan ratusan kertas kerja (workpapers) dan e-mail yang berhubungan dengan-Enron.

Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena mereka takut kehilangan Enron sebagai klien.

Dan yang menambah ruwetnya skandal ini adalah keterlibatan Gedung Putih dengan Enron. Hubungan Presiden George W. Bush dengan Kenneth Lay, Komisaris dan Chief Executive Officer Enron sangatlah dekat. 
Ken Lay adalah kontributor terbesar selama kampanye kepresidenan dengan menyumbang sebesar 625.000 dolar AS. Dari mana Enron mengalokasikan dana sebanyak itu untuk disumbangkan kepada calon presiden dan partainya? Jawabannya terletak pada kompleksitas hukum perpajakan Amerika. Selama lima tahun terakhir, walaupun memiliki laba bersih miliaran dolar, Enron tidak membayar pajak sepeser pun. Hukum perpajakan Amerika menegaskan bahwa stock option atau opsi kepemilikan perusahaan bisa dikategorikan sebagai "gaji/upah" pegawai. Karena Enron selama ini memberikan bonus dan kompensasi kepada pegawainya dalam bentuk stock option, maka walau dalam bentuk fisik hanyalah kertas, Enron mampu mengurangi nilai laba mereka dengan nilai opsi tersebut di pasar bebas. Bila keuntungan Enron dikurangi dengan nilai opsi tersebut, maka sebagai hasil akhir Enron tidak memiliki laba sama sekali dan perusahaan yang tidak memiliki laba tidak membayar pajak. Lebih buruk lagi, Enron memiliki lebih dari 90 perusahaan off-shore atau perusahaan yang didirikan di negara kepulauan yang bebas pajak atau berpajak rendah yang tujuan utamanya untuk memindahkan pendapatan dari Amerika ke negara kepulauan tersebut.


Keruntuhan Enron ini tentu merugikan banyak pihak terutama pegawainya. Setelah mengakui bahwa laba yang diperoleh dalam tahun-tahun sebelumnya sebenarnya hampir US$600 juta lebih rendah daripada yang mereka klaim sekaligus menyembunyikan utangnya sebesar US$1,2 milyar, tahun 2001 yang lalu Enron masih membukukan pendapatan sebesar US$100 juta, bulan Agustus 2000 sahamnya bernilai US$90 per lembar, namun akibat kasusnya tersebut haraga sahamnya kini hanya bernilai US$45 sen. Kerugian Enron diperkirakan mencapai US$50 miliar, plus kerugian investor sebesar US$32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus kehilangan dana pensiun mereka sekitar US$1 miliar.

Kesalahan Enron bukanlah terbatas pada penyelewengan pembukuannya. Suka atau tidak, perusahaan sebesar Enron tidak akan jatuh apabila keadaan sekelilingnya berlaku wajar dalam norma-norma etika dan hukum. Enron tidak akan berani mendirikan kongsi dagang-kongsi dagang yang sangat kompleks apabila hukum sekuritas Amerika (Security Law) tidak membiarkan pembukuan terpisah antara induk perusahaan dan kongsi dagang tersebut. Kalaupun itu terjadi, kongsi dagang tidak akan bisa bertahan lama bila auditor luar Andersen bekerja sesuai dengan peraturan etika yang diterapkan oleh badan tertinggi ikatan akuntan publik (American Institute of Certified Public Accountants). Keberanian akuntan-akuntan Andersen untuk "meridhoi" sistem pembukuan terpisah dari Enron tidak berarti banyak bila Congress menyetujui pemisahan divisi "akunting/auditing" dan "konsultasi" yang diterapkan oleh lima besar Kantor akuntan publik.

KESIMPULAN : 
akibat dari usaha enron yang ingin dilihat pihak luar yang usahanya tersebut besar tanpa adanya kecacatan itu ternyata hasilnya malah membuat perusahaan enron menjadi bangkrut, jika auditor endersen tidak bekerjasama dengan enron mungkin perusahaan ini menjadi catatan untuk tidak layak mempunyai banyak dipercaya oleh investor, karena utang yang ditutupi sangat besar mencapai US$1,2 milyar, itu jumlah yang fantastik yang ditutupi oleh enron. sebaiknya auditor seperti anderson perlu ditegasi dengan peraturan hukum agar investor yang ingin menanam sahamnya tidak salah pilih dalam memilih saham. kasus ini merugikan banyak pihak . seharusnya enron tidak memanipulasi laporan keuangan dari awal mya, ini bisa menyebkan ke vailidan perusahaan, laporan keuangan yang tidak sehat menjadi malapapetaka bagi perusahaan itu sendiri wlaupun dampaknya dalam jangka waktu yang tidak singkat.

SUMBER :
https://www.facebook.com/notes/octa-dandy-saiyar/akunting-kreatif-accounting-shenanigan-/10151183888745965
http://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/
Fraudulen Financial Reporting oleh Muh Arief Effendi, SE, MSI, AK, QIA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar