Creative accounting
Creative accounting adalah usaha yang
dilakukan manajemen perusahaan dalam mendongkrak laba perusahaan dengan
melakukan modifikasi data keuangan yang ada pada laporan keuangan melalui
cara-cara yang kreatif. Cara-cara tersebut dapat berupa manipulasi terhadap
data akuntansi atau mencari celah-celah yang ada pada standar akuntansi
keuangan yang berlaku.
Akuntansi kreatif, bisa juga disebut
akuntansi yang agresif, adalah manipulasi angka-angka finansial, biasanya dalam
surat hukum dan standar akuntansi, namun sangat menentang semangat mereka dan
tentunya tidak menyediakan “benar dan adil” pandangan perusahaan yang
seharusnya rekening untuk.
Tujuan khas akuntansi kreatif akan
mengembang angka keuntungan. Beberapa perusahaan juga dapat mengurangi
melaporkan laba di tahun-tahun yang baik untuk hasil yang halus. Aktiva dan
kewajiban juga dapat dimanipulasi, baik untuk tetap dalam batas-batas seperti
perjanjian utang, atau untuk menyembunyikan masalah.
Khas trik akuntansi kreatif meliputi
keseimbangan pembiayaan lembar, terlalu optimis pengakuan pendapatan dan
penggunaan berlebihan non-berulang item.
Istilah “window dressing” memiliki arti
yang sama bila diterapkan ke account, namun istilah yang lebih luas yang dapat
diterapkan ke daerah lain. Di Amerika Serikat sering digunakan untuk
menggambarkan manipulasi angka-angka kinerja investasi portofolio. Dalam
konteks rekening, “window dressing” lebih mungkin dibandingkan “akuntansi
kreatif” untuk menyiratkan praktek-praktek ilegal atau penipuan, tapi perlu
melakukannya.
Teknik-teknik perubahan akuntansi kreatif
dari waktu ke waktu. Seiring dengan perubahan standar akuntansi, teknik yang
akan bekerja berubah. Banyak perubahan dalam standar akuntansi dimaksudkan
untuk memblokir rekening tertentu cara memanipulasi, yang berarti mereka
bermaksud akuntansi kreatif perlu menemukan cara-cara baru dalam melakukan
sesuatu. Pada saat yang sama, perubahan lainnya, berniat baik, dalam standar
akuntansi membuka peluang baru untuk akuntansi kreatif (penggunaan nilai wajar
adalah contoh yang baik dari ini).
Banyak (tetapi tidak semua) teknik
akuntansi yang kreatif mengubah angka utama ditunjukkan dalam laporan keuangan,
tapi membuat diri mereka terlihat di tempat lain, paling sering dalam catatan
ke rekening. Pasar telah terkejut oleh berita buruk sebelum tersembunyi dalam
catatan, sehingga pendekatan rajin dapat memberikan keuntungan.
Kasus:
Enron adalah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang
energy. Enron ini memiliki cakupan
bisnis di antaranya adalah listrik, gas alam, pulp , kertas,
komunikasi dll. Enron ini awalnya merupakan rintisan
dari Northern Natural Gas Company yang didirikan tahun 1931 di
Omaha, Nebraska.
Runtuhnya Enron merupakan kasus kehancuran terbesar korporasi di
AS. Konglomerasi raksasa yang bergerak dalam sektor energi itu mulai masuk
‘perlindungan pailit’ AS sejak Desember 2001. Hal ini tentu sangat mengejutkan,
mengingat enron adalah perusahaan ketujuh terbesar di Amerika, perusahaan
energi perdagangan terbesar di dunia.
Lebih
mengejutkan lagi, keruntuhan ini bukan disebabkan oleh ekonomi dunia yang
sedang melemah, melainkan kesalahan fatal dalam sistem akuntan mereka. Selama
tujuh tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi
utang mereka. Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu
Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah
menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan
utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar. Auditor independen, Andersen (yang dahulu
dikenal sebagai Arthur Andersen), dituding ikut berperan dalam
"menyusun" pembukuan kreatif Enron. Lebih buruk lagi, kantor hukum
yang menjadi penasihat Enron, Vinson & Eikins, juga dituduh ikut ambil
bagian dalam korupsi skala dunia ini dengan membantu membuka
partnership-partnership kontroversial yang dianggap sebagai biang keladi dari
kehancuran Enron.
Jatuhnya
bisnis Enron bermula dari dibukanya partnership-partnership yang bertujuan
untuk menambah keuntungan pada Enron. Partnership-partnership yang diberi nama
"special purspose partnership" memang memiliki karateristik yang
istimewa. Namun, Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari
partnership-partnership tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang
saham dan Security Exchange Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan
perusahaan publik di Amerika. Lebih jauh lagi, Enron bahkan memindahkan
utang-utang sebesar 690 juta dolar AS yang ditimbulkan induk perusahaan ke
partnership partnership tersebut. Akibatnya, laporan keuangan dari induk
perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron melonjak
menjadi 90 dolar AS pada bulan Februari 2001. Perhitungan menunjukkan bahwa
dalam kurun waktu tersebut, Enron telah melebih-lebihkan laba mereka sebanyak
650 juta dolar AS.
Andersen
merupakan auditor independen yang ditunjuk untuk memeriksa kesehatan dari
pembukuan Enron. Andersen merupakan salah satu dari lima kantor akuntan publik
yang paling berpengaruh didunia. Di Amerika selain mengaudit
perusahaan-perusahaan besar terkemuka, kantor akuntan publik yang masuk dalam
lima besar ini juga memberikan konsultasi yang bertujuan untuk memberi nilai
tambah terhadap perusahaan tersebut.
Tidak jarang, kantor akuntan public yang masuk dalam lima besar ini menerima uang lebih banyak dari jasa konsultasi daripada jasa audit, seperti kasus Enron di mana Andersen menerima 27 juta dolar AS dari konsultasi dan 25 juta dolar AS dari audit. Akibatnya, timbul kesangsian akan kejujuran dan kejernihan dari laporan audit mereka terhadap pumbukuan Enron.
Tidak jarang, kantor akuntan public yang masuk dalam lima besar ini menerima uang lebih banyak dari jasa konsultasi daripada jasa audit, seperti kasus Enron di mana Andersen menerima 27 juta dolar AS dari konsultasi dan 25 juta dolar AS dari audit. Akibatnya, timbul kesangsian akan kejujuran dan kejernihan dari laporan audit mereka terhadap pumbukuan Enron.
Yang lebih mengejutkan dunia
akuntan adalah peristiwa penghancuran dokumen yang dilakukan oleh David Duncan,
ketua partner dari Andersen untuk Enron. Panik karena menerima undangan untuk
diminta kesaksiannya di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika (Congress), Duncan memerintahkan
anak buahnya untuk menghancurkan ratusan kertas kerja (workpapers) dan e-mail
yang berhubungan dengan-Enron.
Andersen sebenarnya mengetahui
bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam laporan audit
mereka, karena mereka takut kehilangan Enron sebagai klien.
Dan yang menambah ruwetnya skandal ini adalah keterlibatan Gedung Putih dengan Enron. Hubungan Presiden George W. Bush dengan Kenneth Lay, Komisaris dan Chief Executive Officer Enron sangatlah dekat. Ken Lay adalah kontributor terbesar selama kampanye kepresidenan dengan menyumbang sebesar 625.000 dolar AS. Dari mana Enron mengalokasikan dana sebanyak itu untuk disumbangkan kepada calon presiden dan partainya? Jawabannya terletak pada kompleksitas hukum perpajakan Amerika. Selama lima tahun terakhir, walaupun memiliki laba bersih miliaran dolar, Enron tidak membayar pajak sepeser pun. Hukum perpajakan Amerika menegaskan bahwa stock option atau opsi kepemilikan perusahaan bisa dikategorikan sebagai "gaji/upah" pegawai. Karena Enron selama ini memberikan bonus dan kompensasi kepada pegawainya dalam bentuk stock option, maka walau dalam bentuk fisik hanyalah kertas, Enron mampu mengurangi nilai laba mereka dengan nilai opsi tersebut di pasar bebas. Bila keuntungan Enron dikurangi dengan nilai opsi tersebut, maka sebagai hasil akhir Enron tidak memiliki laba sama sekali dan perusahaan yang tidak memiliki laba tidak membayar pajak. Lebih buruk lagi, Enron memiliki lebih dari 90 perusahaan off-shore atau perusahaan yang didirikan di negara kepulauan yang bebas pajak atau berpajak rendah yang tujuan utamanya untuk memindahkan pendapatan dari Amerika ke negara kepulauan tersebut.
Keruntuhan
Enron ini tentu merugikan banyak pihak terutama pegawainya. Setelah mengakui
bahwa laba yang diperoleh dalam tahun-tahun sebelumnya sebenarnya hampir US$600
juta lebih rendah daripada yang mereka klaim sekaligus menyembunyikan utangnya
sebesar US$1,2 milyar, tahun 2001 yang lalu Enron masih membukukan pendapatan
sebesar US$100 juta, bulan Agustus 2000 sahamnya bernilai US$90 per lembar,
namun akibat kasusnya tersebut haraga sahamnya kini hanya bernilai US$45 sen.
Kerugian Enron diperkirakan mencapai US$50 miliar, plus kerugian investor
sebesar US$32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus kehilangan dana pensiun
mereka sekitar US$1 miliar.
Kesalahan
Enron bukanlah terbatas pada penyelewengan pembukuannya. Suka atau tidak,
perusahaan sebesar Enron tidak akan jatuh apabila keadaan sekelilingnya berlaku
wajar dalam norma-norma etika dan hukum. Enron tidak akan berani mendirikan
kongsi dagang-kongsi dagang yang sangat kompleks apabila hukum sekuritas
Amerika (Security Law) tidak membiarkan pembukuan terpisah antara induk
perusahaan dan kongsi dagang tersebut. Kalaupun itu terjadi, kongsi dagang
tidak akan bisa bertahan lama bila auditor luar Andersen bekerja sesuai dengan
peraturan etika yang diterapkan oleh badan tertinggi ikatan akuntan publik
(American Institute of Certified Public Accountants). Keberanian
akuntan-akuntan Andersen untuk "meridhoi" sistem pembukuan terpisah
dari Enron tidak berarti banyak bila Congress menyetujui pemisahan divisi
"akunting/auditing" dan "konsultasi" yang diterapkan oleh
lima besar Kantor akuntan publik.
KESIMPULAN
:
akibat
dari usaha enron yang ingin dilihat pihak luar yang usahanya tersebut besar
tanpa adanya kecacatan itu ternyata hasilnya malah membuat perusahaan enron
menjadi bangkrut, jika auditor endersen tidak bekerjasama dengan enron mungkin
perusahaan ini menjadi catatan untuk tidak layak mempunyai banyak dipercaya
oleh investor, karena utang yang ditutupi sangat besar mencapai US$1,2 milyar,
itu jumlah yang fantastik yang ditutupi oleh enron. sebaiknya auditor seperti
anderson perlu ditegasi dengan peraturan hukum agar investor yang ingin menanam
sahamnya tidak salah pilih dalam memilih saham. kasus ini merugikan banyak
pihak . seharusnya enron tidak memanipulasi laporan keuangan dari awal mya, ini
bisa menyebkan ke vailidan perusahaan, laporan keuangan yang tidak sehat
menjadi malapapetaka bagi perusahaan itu sendiri wlaupun dampaknya dalam jangka
waktu yang tidak singkat.
SUMBER :
https://www.facebook.com/notes/octa-dandy-saiyar/akunting-kreatif-accounting-shenanigan-/10151183888745965
http://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/
Fraudulen Financial Reporting oleh Muh
Arief Effendi, SE, MSI, AK, QIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar