Rabu, 11 Juni 2014



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
            Pada dasarnya perusahaan didirikan untuk mencapai berbagai tujuan salah satunya adalah menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan untuk mendapat laba. Semakin pesatnya perkembangan ekonomi sejalan dengan perkembangan dunia usaha, maka dalam suatu perusahaan terdapat beberapa faktor yang menuntut pihak manajemen untuk bekerja lebih efisien agar mampu bersaing dan mempertahankan perusahaan yaitu faktor internal dan eksternal. Dalam menjalankan kegiatan operasi suatu perusahaan semakin luas pimpinan tidaklah terlepas dari berbagai masalah, baik dibidang manajemen, produksi, penjualan, pengelolahan kas, dan juga sistem informasi yang dibutuhkan. Tanpa sistem informasi suatu organisasi perusahaan tidak dapat merencanakan dan mengawasi aktivitas yang kompleks.
            Aktivitas utama perusahaan yang merupakan sumber penghasilan utama untuk pembiayaan aktivitas operasi perusahaan adalah penjualan. Oleh karena itu, pengelolaan penjualan harus dilakukan dengan semaksimal mungkin, mengingat pentingnya hasil penjualan beserta hasil yang diperoleh bagi kelangsungan hidup perusahaan. Aktivitas perusahaan yang baik perlu adanya sistem informasi akuntansi penjualan yang baik. Bila perusahaan menginginkan dan mempertahankan berkompetisi, perusahaan perlu memiliki sistem informasi yang baik. Menurut Rommey (2003:2), Sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Menurut Mulyadi (2001), Sistem pada dasarnya merupakam sekelompok unsur yang erat dan berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekelompok unsur atau gabungan atau kerjasama dari masing-masing fungsi di dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Sangat diperlukan prosedur dan sistem yang memadai sehingga menjamin kelancaran informasi yang diperlukan dan menjaga kemungkinan yang dapat merugikan perusahaan. Menurut Bodnar dan Hopwood (2004), Informasi adalah sebagai suatu data yang diorganisasikan yang dapat mendukung ketepatan pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Bodnar (dalam Hery Harjono Mulyo,Meilinda,2005), Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.
Agar penjualan dalam perusahaan dapat terproses dan terinformasi dengan jelas dari semua fungsi maka perusahaan memerlukan sistem informasi untuk pendukungnya serta dapat memberikan informasi dengan akurat selain itu juga catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen agar memudahkan pengelolaan perusahaan. Menurut Hall (2001), Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai. Kemudian menurut Krismiaji (2002), Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoprasikan bisnis. Sedangkan menurut George( dalam Albertus Karjono,2012), Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.
Dalam suatu perusahaan sistem tersebut melibatkan fungsi-fungsi yang ada pada sistem penjualan seperti, fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi gudang, fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi. Fungsi-fungsi tersebut ditunjukkan dengan adanya formulir-formulir yang dibuat untuk setiap fungsi, seperti faktur penerimaan kas pada fungsi kas, faktur penjualan pada fungsi penjualan, surat barang keluar pada fungsi gudang, dan faktur-faktur lain untuk melakukan kesalahan dan produk yang dihasilkannya, sebagai patokannya yaitu semakin tinggi penjualan maka semakin sehat dan semakin menguntungkan suatu perusahaan yang berarti peluang untuk memperoleh laba juga semakin besar. Pada sistem akuntansi penjualan perlu diciptakan suatu hubungan sehingga seluruh penjualan dan segala pemasukan dari penjualan dapat dicatat secara wajar supaya tidak kecurangan antara si penerima barang dan si penjual barang. Menurut Rochmawati (2014), Sistem Informasi akuntansi Penjualan adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan.
Suatu perusahaan baik perusahaan dagang maupun industri tidak terlepas dari kegiatan penjualan, penjualan tersebut dapat dikenal dengan dua sistem yakni, Sistem penjualan tunai dan sistem penjualan kredit. Menurut Albertus Karjono (2012), Penjualan Tunai adalah Proses yang dimulai dari pick up order sampai dengan pengiriman barang dengan metode pembayaran tunai atau cash tanpa memunculkan adanya piutang atau kredit. Kemudian menurut Wibowo (2002:53), Penjualan Kredit adalah penjualan barang dagangan dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli pada saat transaksi yaitu pembayaran akan dilakukan pada waktu yang akan datang, Dalam prosedur transaksi penjualan memiliki tiga prosedur dalam perusahaan yakni : prosedur penjualan tunai, prosedur penjualan kredit, dan prosedur penerima kas. Menurut Aliminsyah (2002:272), Prosedur adalah suatu atau lebih aturan-aturan atau praktik-praktik yang mengarahkan aktivitas kesehariaan yang berkenaan dengan catatan keuangan dalam suatu fungsi utama di dalam perusahaan, yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dapat menentukan bagaimana prosedur yang harus diterapkan oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat melakukan persaingan dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dimana penjualan juga sangat berguna dalam penyampaian informasi demi penentuan keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai laba, dengan adanya sistem akuntansi penjualan yang baik akan memperlancar kegiatan operasional perusahaan khususnya kegiatan penjualan.
Agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan sukses, hendaklah diperlukan sebuah pengendalian. Sebaiknya ada pengendalian  internal yang memadai untuk perusahaan agar aktivitas dapat terkoordinasi dan terawasi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan seperti penyelewengan, kecurangan, pemborosan, dan pencurian baik dari pihak dalam maupun pihak luar perusahaan dalam menilai perusahaan serta untuk mengevaluasi dan mengambil tindakan perbaikan dalam mengantisipasi kelemahan perusahaan. Menurut M. Fakhri Husein (dalam Albertus Karjono,2012), Pengendalian Internal diartikan sebagai sistem, struktur, atau proses yang dijalankan oleh dewan direksi perusahaan, manajemen, dan personel lainnya, yang dimaksudkan untuk menyediakan jaminan tentang pencapaian tujuan pengendalian melalui pengelompokan keefektifan dan efisiensi operasi, reliabilitas, pelaporan keuangan, kesesuaian dengan hukum dan peraturan. Di perusahaan menciptakan pengendalian internal bertujuan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi,2001).
            Sistem informasi akuntansi penjualan sangat bermanfaat bagi perusahaan sebagai sarana menciptakan sistem pengawasan dalam suatu perusahaan, maka penulis tertaruk mengambil judul “SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT.TOYOTA ASTRA MOTOR”

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
      1.            Bagaimana Jaringan Prosedur yang membentuk Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai dan Kredit di PT.Toyota Astra Motor ?
      2.            Apakah sistem informasi akuntansi penjualan PT.Toyota Astra Motor sudah baik atau belum berjalan dilihat dari system pengendalian intern?


1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyesuaikan topik yang relevan yaitu membatasi masalah hanya menyangkut sistem informasi akuntansi penjualan tunai maupun kredit. Penulis menganalisis dan mengevaluasi pengendalian internal pada PT.Toyota Astra Motor.

1.4 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis Jaringan Prosedur yang membentuk Sistem Informasi Akuntansi   Penjualan Tunai dan Kredit di PT.Toyota Astra Motor
2.  Untuk mengetahui Apakah sistem informasi akuntansi penjualan PT.Toyota Astra Motor sudah baik atau belum berjalan dilihat dari sistem pengendalian intern.

1.5 Manfaat Penelitian
            Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat bagi banyak pihak antara lain :
  1. Bagi Perusahaan :
Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan menghasilkan informasi secara cepat, tepat dan akurat dalam mengatasi permasalahan yang terjadi serta mengetahui kelemahan-kelemahan pada sistem yang berjalan juga meberikan alternatif yang tepat dalam sistem informasi akuntansi penjualan yang ada di perusahaan.

  1. Bagi Penulis :
Menambah wawasan dan pengetahuan praktik penulis dalam menganalisis dan merancang sistem informasi akuntansi perusahaan
  1. Bagi Akademik :
Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi aktivitas akademi

1.6 Metode Penelitian
      Metode yang digunakan  dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
  1. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah PT. Toyota Astra Motor (TAM) yang terletak di Jl. Raya Pasar Minggu No.7, Jakarta Selatan.
  1. Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun penulisan skripsi ini penulis menggunakan beberapa metode dalam hal pengumpulan data sebagai sumber utama antara lain :
    1. Pengumpulan Data Primer
Yaitu data yang merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti utama dari suatu kejadian. Pengumpulan data primer terdiri dari :
    1. Wawancara
Yaitu dengan tanya jawab dengan karyawan dan pejabat yang berwenang. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dan gambaran tentang Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai dan Kredit pada PT.Toyota Astra Motor.
    1. Pengumpulan Data Sekunder
Yaitu catatan dengan adanya suatu peristiwa ataupun catatan yang jaraknya telah jauh dari sumber-sumber original.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar