Dalam menyusun rencana pembangunan yang baik, tentunya dibutuhkan data statistik yang memuat informasi tentang kondisi riil suatu daerah pada tahun tertentu, sehingga kebijakan dan strategi yang telah atau akan dilaksanakan dapat dimonitor dan dievaluasi dengan baik.Salah satu indikator yang dapat digunakan sebagai alat mengukur kemajuan pembangunan ekonomi suatu daerah adalah pendapatan per kapita. Angka ini diperoleh melalui nilai nominal PDRB dikurangi pajak tak langsung netto dan dikurangi lagi penyusutan kemudian dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Fungsi dari produk domestik regional bruto adalah sebagai berikut:
*PDRB per kapita dapat digunakan sebagai gambaran rata-rata pendapatan yang dihasilkan oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah atau daerah.
* PDRB per kapita diperoleh dari hasil pembagian antara PDRB dengan jumlah penduduk
Pada artikel ini, saya menggunakan data statistik PDRB per kapita berdasarkan harga konstan. Perhitungan PDRB per kapita atas dasar harga konstan dapat digunakan untuk mengukur perubahan volume produksi dan perkembangan produktivitas secara nyata, hal ini dikarenakan tak ada lagi faktor pengaruh perubahan ataupun fluktuasi harga.
Berdasarkan data yang saya dapat dari website BPS mengenai "PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000, Menurut Provinsi, 2005-2009", saya menganilisa bahwa dari seluruh wilayah indonesia disimpulkan sebagai berikut
Pulau sumatra:
v Provinsi yang memiliki PDRB terendah adalah: Bengkulu tahun 2005(3.984), tahun 2006(4.154),tahun 2007(4.353),tahun 2008*(4.497),tahun 2009**(4.609).
v Provinsi yang memiliki PDRB tertinggi adalah : Kep.Riau tahun 2005(23.756),tahun 2006(24.304),tahun 2007(24.922),tahun 2008*(25.478),tahun 2009**(25.291)
Pulau Jawa :
v Provinsi yang memiliki PDRB terendah adalah : jawa tengah tahun 2005(4.488),tahun 2006(4.690),tahun 2007(4.914),tahun 2008*(5.143),tahun 2009**(5.346)
v Provinsi yang memiliki PDRB tertinggi adalah : DKI jakarta tahun 2005(33.205),tahun 2006(34.837),tahun 2007(36.733),tahun 2008*(38.671),tahun 2009**(40.269)
Pulau Sulawesi:
v Provinsi yang memiliki PDRB terendah adalah : Gorontalo tahun 2005(2.166),tahun 2006(2.294),tahun 2007(2.436),tahun 2008*(2.593),tahun 2009**(2.755)
v Provinsi yang memiliki PDRB tertinggi adalah : sulawesi utara tahun 2005(5.945),tahun 2006(6.222),tahun 2007(6.559),tahun 2008*(6.988),tahun 2009**(7.465)
Pulau Kalimantan:
v Provinsi yang memiliki PDRB terendah adalah :kalimantan selatan tahun 2005(7.066),tahun 2006(7.307),tahun 2007(7.632),tahun 2008*(7.990),tahun 2009**(8.272)
v Provinsi yang memiliki PDRB tertinggi adalah :kalimantan timur tahun 2005(32.537),tahun 2006(32.689),tahun 2007(32.527),tahun 2008*(33.316),tahun 2009**(33.333)
kepulauan lainnya:
v provinsi papua memiliki PGRB tertinggi papua adalah : tahun 2005(11.479),tahun 2006(9.318),tahun 2007(9.526),tahun 2008**(9.264),tahun 2009**(10.931)
Kesimpulan :
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa PDRB per kapita provinsi di indonesia berfluktuasi tiap tahunnya. Kegiatan perekonomian disetiap daerah tumbuh karena bermacam aktifitas /kegiatan ekonomi yang timbul di daerah tersebut. Untuk mengamati dan menganalisis ekonomi suatu daerah, kegiatan perekonomiannya dikelompokkan kedalam beberapa sektor atau lapangan usaha. Pengelompokkan tersebut dimaksudkan untuk dapat melihat gambaran sektor-sektor ekonomi yang menentukan dan berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi di daerah tersebut seperti yang tercakup dalam PDRB.
Sumber:
http://www.bps.go.id
http://www.google.com
http://www.bps.go.id
http://www.google.com
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar