TANGGUNG JAWAB
AKUNTAN KEUANGAN DAN AKUNTAN MANAJEMEN
Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan keuangan,
yaitu menyusun laporan keuangan dari secara integral, sehingga dapat digunakan
oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan dalam pengambilan
keputusan, membuat laporan keuangan yang sesuai dengan karakterisitk kualitatif
laporan keuangan yaitu dapat dipahami, relevan, materialitas, keandalan
(penyajian yang jujur, substansi mengungguli bentuk, netralitas, pertimbangan
sehat, kelengkapan), dapat diperbandingkan, kendala informasi yang relevan dan
handal (tepat waktu, keseimbangan antara biaya dan manfaat, keseimbangan di
antara karakterisitk kualitatif), serta penyajian yang wajar.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen,
yaitu perencanaan, pengevaluasian yang diharapkan, pengendalian, menjamin
pertanggungjawaban sumber, pelaporan eksternal.
Ada 4 standar etika untuk akuntan manajemen, yaitu :
1. Competence
(Kompetensi), Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional
mereka pada tingkatan yang cukup tinggi dan tekun dalam mengaplikasikannya
ketika memberikan jasanya, diantaranya menjaga tingkat kompetensi profesional,
melaksanakan tugas profesional yang sesuai dengan hukum dan menyediakan laporan
yang lengkap dan transparan
2. Confidentiality
(Kerahasiaan), Auditor harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan
informasi yang diperoleh dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya,
diantaranya meliputi menahan diri supaya tidak menyingkap informasi rahasia,
menginformasikan pada bawahan (subordinat) dengan memperhatikan kerahasiaan
informasi, menahan diri dari penggunaan informasi rahasia yang diperoleh.
Contohnya:
Access Control Models sangat berfungsi
dalam menentukan jenis kontrol akses yang diperlukan dalam mendukung kebijakan
keamanan. Model akses kontrol ini menyediakan view konseptual dari kebijakan
keamanan. Hal ini akan mengijinkan kita untuk melakukan pemetaan antara tujuan
dan petunjuk dari kebijakan keamanan anda terhadap event yang spesifik. Proses
dari pemetaan ini memungkinkan terbentuknya definisi formal dan spesifikasi
yang diperlukan dalam melakukan kontrol terhadap keamanan. Singkatnya, access
control model memungkinkan untuk memilah kebijakan keamanan yang kompleks
menjadi langkah–langkah keamanan yang lebih sederhana dan terkontrol. Beberapa
model yang berbeda sudah dibangun sampai dengan tahun ini. Kita akan membahas
beberapa model yang dianggap unik pada bagian-bagian selanjutnya. Kebanyakan
penerapan kebijakan keamanan melakukan kombinasi dari beberapa access control
models.
3. Integrity
(Kejujuran), Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam
hubungan profesionalnya. Meliputi menghindari konflik kepentingan yang tersirat
maupun tersurat, menahan diri dari aktivitas yang akan menghambat kemampuan,
menolak hadiah, bantuan, atau keramahan yang akan mempengaruhi segala macam
tindakan dalam pekerjaan, mengetahui dan mengkomunikasikan batas-batas
profesionalitas, mengkomunikasikan informasi yang baik maupun tidak baik,
menghindarkan diri dalam keikutsertaan atau membantu kegiatan yang akan
mencemarkan nama baik profesi.
Contoh
(melindungi dari ancaman terhadap integritas) :
·
Memberikan akses dalam kerangka need-to-know
basis
·
Pemisahan tugas(separation of duties)
·
Rotasi tugas
4. Objectivity of Management Accountant
(Objektivitas Akuntan Manajemen). Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian
profesionalnya karenadisebabkan prasangka, konflik kepentingan dan terpengaruh
orang lain, seperti memberitahukan informasi dengan wajar dan objektif dan
mengungkapkan sepenuhnya informasi relevan.
Contoh dan Tujuan dari praktek Akuntansi
Manajemen meluas ke tiga bidang oleh American Institute of Certified Public
Accountants(AICPA)berikut:
1. Manajemen strategis untuk memajukan peran
akuntan manajemen sebagai mitra strategis dalam organisasi.
2. Manajemen kinerja untuk mengembangkan
praktek pengambilan keputusan bisnis dan mengelola kinerja organisasi
3. Manajemen risiko untuk berkontribusi
untuk kerangka kerja dan praktek untuk mengidentifikasi, mengukur, mengelola
dan melaporkan risiko untuk mencapai tujuan organisasi.
5. Wistle
blowing merupakan tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa karyawan untuk
membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Motivasi utamanya adalah
moral. Whistle bowing dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.Whistle blowing internal
Terjadi ketika seorang karyawan mengetahui
kecurangan yang dilakukan karyawan kemudian melaporkan kecurangan tersebut
kepada atasannya
2.
Whistle blowing eksternal
Terjadi ketika seorang karyawan mengetahui
kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat
karena kecurangan itu akan merugikan masyarakat.
Contoh Kasus: Kasus Mulyana W Kusuma tahun
2004. Menjabat sebagai sebagai seorang anggota KPU diduga menyuap anggota BPK
yang saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan dengan pengadaan logistic
pemilu. Dalam kasus ini ICW melaporkan tindakan Mulyana W Kusuma kepada Majelis
Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan sekaligus meminta supaya
dilakukan tindakan etis terhadap anggotanya yang melanggar kode etik profesi
akuntan
Creative Accounting adalah semua proses dimana beberapa
pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di
dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan
keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk
menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan
fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana
Fraud Accounting
Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan
sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk
memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah
penipuan yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri.
Yang dimaksud dengan penggelapan disini adalah merubah asset/kekayaan
perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan
dirinya
Karakteristik kecurangan dilihat dari pelaku fraud auditing
maka secara garis besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
· Oleh pihak
perusahaan
· Oleh pihak di
luar perusahaan
Fraud Auditing
Karakteristik kecurangan Dilihat dari pelaku fraud auditing
maka secara garis besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi 2 jenis :
· Oleh pihak
perusahaan, yaitu manajemen untuk kepentingan perusahaan (di mana salah saji
yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from
fraudulent financial reporting, untuk menghindari hal tersebut ada baiknya
karyawan mengikuti auditing workshop dan fraud workshop) dan pegawai untuk
keuntungan individu (salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva)
· Oleh pihak
di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asing yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena
dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi pengubahan terhadap catatan akuntansi
atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian kerja manajemen. Salah
saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal
dengan istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini
seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa
manipulasi, pemalsuan, atau laporan keuangan. Kesengajaan dalam salah
menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi,
kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan, untuk itu sebaiknya
anda mengikuti auditing workshop dan fraud workshop.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar